Selasa, 15 Juni 2010

Serbuk kayu

Dahulu, didasari atas kemalasan saya belajar mata pelajaran sejarah, saya selalu mengutarakan, “Ngga usahlah kita belajar sejarah, yang lalu biarlah berlalu!”
Saya coba pikir kembali perkataan itu, ternyata tidak sepenuhnya salah. Meski banyak salahnya, ternyata ada sedikit benarnya. Apakah kebenaran yang sedikit itu?
Jika seseorang memiliki kegagalan di masa lalu, kemudian sedih berkepanjangan menimpanya, ini merupakan perbuatan yang tidak positif. Apalagi sampai membunuh semangat, memupuskan kemauan, dan mengubur masa depan yang belum terjadi. Sangat memprihatinkan.
Dalam Al-Qur'an, ketika usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah mengatakan, “Itu adalah umat yang lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Kita hanya mengambil pelajaran dari itu semua.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menggabungkan serbuk kayu menjadi pohon. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar