Kamis, 17 Juni 2010

Tentang gunung

Mendaki gunung merupakan hal yang menyenangkan bagi saya. Secara fisik memang sangat melelahkan, namun secara jiwa menyejukkan. Ketika berada di sebuah puncak gunung, akan terlihatlah bumi yang terhampar luas, dan terungkaplah peran gunung sebagai pengokohnya. Senada dengan Al Qur’an "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (An Naba’:6-7). Dan gunung-gunung itu mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Kerak bumi terdiri atas lempengan yang senantiasa bergerak. Sebuah gunung, yang menghujam jauh ke dalam bumi dan menjulang ke atas permukaan bumi, menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi layaknya pasak. Al Qur’an memberi informasi tentang fungsi geologis mereka. "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Anbiyaa’:31) Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap Sebagai hasil penemuan geologi modern. Subhanallah.

Selasa, 15 Juni 2010

Serbuk kayu

Dahulu, didasari atas kemalasan saya belajar mata pelajaran sejarah, saya selalu mengutarakan, “Ngga usahlah kita belajar sejarah, yang lalu biarlah berlalu!”
Saya coba pikir kembali perkataan itu, ternyata tidak sepenuhnya salah. Meski banyak salahnya, ternyata ada sedikit benarnya. Apakah kebenaran yang sedikit itu?
Jika seseorang memiliki kegagalan di masa lalu, kemudian sedih berkepanjangan menimpanya, ini merupakan perbuatan yang tidak positif. Apalagi sampai membunuh semangat, memupuskan kemauan, dan mengubur masa depan yang belum terjadi. Sangat memprihatinkan.
Dalam Al-Qur'an, ketika usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah mengatakan, “Itu adalah umat yang lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Kita hanya mengambil pelajaran dari itu semua.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menggabungkan serbuk kayu menjadi pohon. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!